Kepada sejumlah awak media, pria yang akrab disapa AW mengaku geram dengan informasi mengenai rencana pemerintah yang akan membangun becingah agung di seputaran Kantor Bupati. Terlebih dalam kondisi masyarakat saat ini yang sedang mengalami kesulitan terutama akibat dari efisiensi anggaran besar-besaran yang dilakukan oleh pemerintah pusat.
“Menurut saya, rencana ini sangat tidak realistis sekali. Ini malah terkesan memaksakan dan saya mensinyalir ini kok kayak pesanan,” ungkapnya.
Mengenai alasan pihaknya menolak mentah-mentah rencana pembangunan ini, Ali mengatakan sangat banyak. Salah satunya bahwa dirinya meyakini bahwa pembangunan bangunan megah yang menurut informasi akan menelan biaya mencapai Rp. 20 Miliar itu tidak pernah diusulkan oleh masyarakat melalui Musrenbang.
Padahal jika melihat dari sudut pandang manapun, maka seharusnya pemerintah akan membangun sesuai dengan skala prioritas yang diusulkan oleh masyrakat melalui Musrenbang mulai tingkat dusun, desa, kecamatan hingga Musrenbang kabupaten.
“Ini yang saya sebut kemudian bahwa pemerintah kita kurang peka bahkan terkesan abai terhadap aspirasi masyarakat itu,” sambung dia.
Seharusnya, ada beberapa item yang menjadi prioritas. Misalnya seperti perbaikan jalan yang memang menjadi kebutuhan utama saat ini bahkan sebelumnya sempat membuat heboh di Gumi Tastura. Kemudian perbaikan dan peningkatan kapasitas Rumah Sakit utamanya IGD yang selama ini justru menjadi sorotan karena minimnya pelayanan.
“Anggarannya besar loh dinda, sampai 20 miliar-an, ini kan bisa dialokasikan ke pos lain yang memang krusial,” tegasnya.
Selain itu, lanjut Ali, lokasi pembangunan yang rencananya akan dibangun di sekitar Kantor Bupati di Desa Puyung dianggapnya kurang tepat. Karena jika melihat lokasi di sekitar kantor pemerintahan seperti itu, maka masyarakat kemungkinan besar tidak akan bisa ‘menikmati’ becingah agung itu secara bebas.
Apalagi Lombok Tengah sebenarnya sudah memiliki becingah di seputaran Praya yaitu Becingah Adiguna di Alun-alun kota dan bersebelahan dengan taman Muhajirin. Tentunya masih sangat layak untuk ditempati dan bisa menunjang kehidupan masyarakat melalui perputaran ekonomi.
“Di belakangnya juga ada gedung budaya, kenapa tidak itu saja diperbagus juga kan bisa lebih bermanfaat,” tukas dia.
“Ini betul-betul pemborosan,” katanya menambahkan.
Dia berharap pemerintah akan mempertimbangkan rencana pembangunan becingah agung ini untuk tidak dilanjutkan dan bisa mengalihkan anggaran ke hal yang lebih penting bagi kemaslahatan masyarakat Lombok Tengah. (gl02)
Komentar0