*GpA0GUC5TSAoGSM6GUG0BSriTi==*

Reses di Beber, Saiful Didaulat Jadi Bapak Angkat

Global Lombok, Lombok Tengah – Salah satu anggota DPRD Lombok Tengah, Saiful Muslim tiba-tiba didaulat menjadi bapak angkat bagi masyarakat. Hal itu terjadi begitu saja saat pria yang akrab disapa Bang Ipul ini melaksanakan reses di Dusun Beber Desa Pengenjek pada Rabu (4/12) malam.

Irawan Susadi selaku tokoh masyarakat yang sekaligus mantan kepala desa setempat mewakili masyarakat untuk mendaulat Saiful. Pasalnya, masyarakat sudah sejak lama menginginkan adanya wakil rakyat dari desa mereka sendiri dan baru terealisasi pada masa pengabdian kali ini.

“Kami berharap pak Saiful menerima kami sebagai anak angkatnya dan benar-benar memperhatikan keberadaan dan keadaan masyarakat kami di sini terutama Dusun Beber yang saat ini sedang berharap menjadi salah satu desa pemekaran,” ungkapnya yang diamini oleh masyarakat yang menghadiri acara reses itu.

Saiful yang mendengar hal ini mengaku terharu sekaligus bangga. Dia tidak menyangka bahwa poisisinya saat ini sebagai anggota dewan sangat dinantikan oleh masyarakat. Selebihnya, dia berjanji akan selalu memperjuangkan aspirasi masyarakat yang diwakili kedepannya.

“Terimakasih atas kepercayaan masyarakat kepada saya,” jawab Saiful.

Sementara mengenai usulan, harapan dan aspirasi masyarakat sebagai inti dari program reses itu dimulai dengan usulan dari Susanto selak ketua PPPA. Susanto mngatakan jika masalah yang terjadi saat ini dan patut menjadi prioritas bagi masyarakat setempat adalah mengenai irigasi yang selama ini menjadi momok bagi para petani.

“Kami berharap pelungguh pak dewan (Anda-Red) bisa memperjuangkan untuk memperbaiki irigasi di wilayah ini,” harap dia.

Selain itu, petani juga sering mengeluhkan mengenai kelangkaan pupuk yang berakibat pada terancamnya petani gagal panen. “Petani sangat sulit mendapatkan pupuk, sering terlambat dan kalau beli yang non subsidi itu mahal pak dewan,” sambungnya.

Melanjutkan penyampaian aspirasi, Sarwan selaku tokoh pemuda setempat mengeluhkan masalah jalan. Senada dengannya, Asan sebagai masyarakat setempat juga mengeluhkan hal serupa, khususnya perbaikan jalan yang menuju desa tetangga yaitu Desa Perina.

Tokoh pemuda lainnya, Zaen menyampaikan aspirasi berbeda. Dia menyatakan bahwa wilayah Beber secara khusus selalu mendapatkan masalah air bersih. “Terlebih pada musim kemarau, jadi mohon nanti kalau bisa ada program pengadaan sumur bor untuk masyarakat kami,” kata Zaen.

Tidak hanya itu, dia juga meminta agar anggota dewan bisa memperjuangkan masalah kewirausahaan bagi pemuda. Pengembangan kewirausahaan ini mengingat jika pemuda di wilayah Beber sebenarnya memiliki skil yang mumpuni, hanya belum bisa berkembang karena kurangnya modal dan pembinaan.

“Kami ingin menjadi pemuda yang maju pak dewan, jadi mohon dibimbing dan bantu kami mengembangkannya,” pinta Zaen.

Ternyata hal tersebut setali tiga uang dengan penyampaian Irwan Susiadi yang justru membeberkan bahwa masyarakat selama ini sebenarnya memiliki usaha sapu ijuk yang sudah mencapai taraf mengirim ke luar daerah. Masalahnya, permintaan pasar berbanding terbalik dengan produksi masyarakat.

“Karena produksi terus, masyarakat mengirim barang meskipun dihutang karena memang pasar waktu itu sedang tidak memerlukan. Jadi seolah-olah masyarakat pengerajin ini dipermainkan oleh konsumen,” keluhnya dengan sedikit nada kesal.

Dia berharap agar Saiful Muslim sebagai anggota dewan saat ini bisa memperjuangkan agar masyarakat dibuatkan sejenis gudang penyimpanan dengan catatan bahwa produksi mereka bisa diserap sepenuhnya.

Irawan Susiadi juga menyoroti persoalan rawannya kecelakaan lalu lintas khususnya bagi anak sekolah. Kerawanan itu menurut dia disebabkan oleh tidak adanya akses pejalan kaki di sepanjang jalan. Dia berharap, anggota dewan yang baru beberapa waktu lalu dilantik ini bisa memperjuangkan pembuatan trotoar agar anak-anak yang sekolah bisa pulang dan pergi dengan aman.

“Ini masalah nyawa pak dewan,” tegasnya.

Selain masalah itu, sampah rumah tangga dan sampah lainnya ternyata juga menjadi problem tersendiri bagi masyarakat. Waldi Supriyanto sebagai salah satu perwakilan masyarakat wilayah Selatan mengungkapkan jika saat ini masyarakat juga dihadapkan pada persoalah tidak adanya TPA sampah di wilayah tersebut.

“Akibatnya ya sungai menjadi kotor dan tentunya itu berbahaya apalagi wilayah desa ini termasuk padat,” katanya.

Kepala Wilayah Bunoah, Bukran dalam sesi terakhir mengungkapkan bahwa masyarakat saat ini membutuhkan akses jalan usaha tani. Diungkapkan sebenarnya jalan tani dimaksud sudah ada, tetapi belum bisa dimanfaatkan karena kondisi yang tidak memungkinkan.

“Tolong atensi ini pak dewan, panjangnya cuma satu setengah (1,5-Re) kilometer saja. Ini akan bisa meningkatkan produktivitas dan pendapatan masyarakat kalau terealisasi,” harapnya.

Mendengar semua usulan masyarakat itu, Saiful Muslim dengan tegas mengatakan bahwa dirinya sudah mulai berkoordinasi dengan berbagai pihak. Sehingga hasil reses kali ini akan menjadi laporan dan penguat bahwa masyarakat memang membutuhkan hal ini.

“Kami sudah mencatatnya dan saya berjanji akan menyampaikan serta memperjuangkannya. Mudah-mudahan nanti bisa terealisasi semua. Ya walaupun bertahap,” jelasnya di akhir pembahasan.

Sebelumnya, antara Saiful Muslim dengan masyarakat sekitar terjadi dialog yang cukup panjang sambil mencari solusi bersama atas berbagai macam persoalan yang ada. (*)

Komentar0

Type above and press Enter to search.

PT. GLOBAL SWARA RAKYAT