Ilustrasi |
Penulis: Wahyu Hidayat
GLOBAL LOMBOK, - Pilkada Pangkalpinang yang baru-baru ini diwarnai dengan kemenangan kotak kosong menjadi sorotan luas. Secara angka, hasil ini mencerminkan ketidakpuasan masyarakat terhadap kandidat yang tersedia, sekaligus menjadi fenomena penting dalam dinamika demokrasi di Indonesia.
Meskipun tidak diinginkan banyak pihak, dapat dipandang sebagai cerminan ketidakpercayaan masyarakat terhadap para calon yang bersaing.
Salah satu alasan utama kotak kosong unggul adalah minimnya kandidat yang layak untuk di pilih oleh masyarakat. Kandidat yang bertarung mungkin dianggap tidak mampu memenuhi harapan masyarakat atau gagal merepresentasikan aspirasi yang lebih luas.
Dalam sistem demokrasi, pemilih tidak hanya berhak untuk memilih, tetapi juga memiliki hak untuk menolak kandidat yang mereka nilai kurang layak.
Fenomena ini dapat dijadikan pelajaran, meskipun dapat dipandang sebagai kegagalan politik, ini menyampaikan pesan yang jelas, bahwa masyarakat lebih memilih untuk tidak memilih daripada mendukung calon yang dianggap kurang layak dan kompeten.
Namun, kemenangan kotak kosong juga mencerminkan kelemahan dalam mekanisme pencalonan dan strategi kampanye politik. Partai politik dan para calon perlu lebih peka terhadap aspirasi masyarakat, menggali kebutuhan mereka, serta menawarkan solusi konkret terhadap berbagai permasalahan yang ada di masyarakat.
Politik tidak semata soal mendapatkan suara, tetapi juga soal membangun kepercayaan melalui rekam jejak yang solid dan kredibilitas yang teruji.
Selain itu, kemenangan kotak kosong menyoroti perlunya peningkatan kualitas pendidikan politik bagi masyarakat. Jika pemilih merasa tidak memiliki pilihan yang memadai, hal ini bisa menjadi sinyal kurangnya pemahaman tentang kualitas kandidat maupun program-program yang ditawarkan.
Karena itu, ini menjadi tantangan bagi pemerintah dan lembaga di Pangkalpinang, terkhusus untuk KPU Pangkalpinang untuk memperbaiki kualitas politik sekaligus meningkatkan literasi demokrasi di kalangan masyarakat.
Pada akhirnya, meskipun kotak kosong meraih kemenangan di Pangkalpinang, momen ini harus dijadikan sebagai refleksi dan dorongan untuk memperbaiki praktik politik di Indonesia. Kemenangan tersebut bukanlah tanpa makna, tetapi menjadi simbol bagi semua pihak untuk lebih peduli dalam memberikan pilihan politik yang lebih berkualitas, terutama bagi partai politik supaya tidak seenaknya dalam menghadirkan calon tunggal.
Dengan demikian, masyarakat dapat memilih dengan penuh keyakinan, bukan sekadar memilih karena terpaksa. (****)
Sumber klik disini
Komentar0