Ketua LSM NCW , Fathurrahman |
MATARAM , - Nusa Tenggara Barat Coruption Watch (NCW) pertanyakan kredibilitas Direktur Direktorat Kriminal Umum Polda NTB dalam perkara dugaan Ijazah palsu oknum Anggota DPRD Loteng yang sedang ditangani Polres Loteng.
Ketua NCW, Fathurrahman alias Lord merasa heran dengan statement Dir Ditreskrimum Polda NTB disalah satu media yang akan melibatkan Universitas Udayana (UNUD) Bali dalam menetapkan calon tersangka pengguna ijazah Palsu oknum Dewan Loteng yang dilaporkan Aliansi Sadar Demokrasi (ASD) Loteng beberapa bulan lalu.
"Kalau tidak salah, penyidik yang menangani perkara itu pernah menggunakan keterangan ahli pidana dari Universitas Mataram (Unram), tapi saat gelar perkara di Polda NTB, diminta menggunakan ahli pidana dari Universitas Indonesia (UI) alasan supaya independensi. Anehnya sekarang libatkan UNUD Bali, ada apa dengan Dir Ditreskrimum Polda NTB, dimana kredibilitas kalau begini," kata sapaan Lord, Kamis 13 September 2024.
Lord berpendapat, dengan melibatkan ahli pidana UNUD Bali, sama artinya bahwa Dir Ditreskrimum Polda NTB tidak percaya terhadap kemampuan dan keahlian ahli dari Universitas Mataram (Unram) dan Universitas Indonesia (UI).
"Saya perhatikan dari proses awal kasus dugaan ijazah palsu ini. Awalnya ditangani Polres Loteng gelar perkara dari status penyelidikan ke Sidik . Anehnya gelar perkaranya diambil alih Polda NTB. Ini kan patut kami pertanyakan, sampai saat ini masih terkesan lempar bola. Ini dasar saya pertanyakan kredibilitas itu," tegasnya.
Logika lanjut Lord, sampai saat ini belum mampu menunjukkan fisik ijazah yang dipersoalkan itu, hanya foto copy saja. Kalau melibatkan UNUD Bali, apa yang mau diuji atau cientifik crime.
"Cukup pembanding ijazah yang dikeluarkan lembaga yang sama dan tahun sama. Kemudian melibatkan pihak Dinas, apakah ada data base atas nama Ijazah yang dipersoal, menurut saya beres. Tidak perlu lagi beralasan libatkan UNUD, apakah keterangan ahli Unram dan UI tidak kredibel?," tanya Lord.
Begitu halnya soal tulisan Ijazah lanjut Lord, sepengetahuannya selama ini, yang namanya Ijazah atau STTB, selalu ditulis menggunakan tangan bukan komputerisasi kecuali surat keterangan hasil ujian (SKHU).
"Dari hal kecil ini saja kita lihat. Kalau ada ijazah ditulis menggunakan komputer patut dicurigai keaslian," tutupnya.
Komentar0