Foto; istimewa |
Global Lombok | Lombok Tengah - Permasalahan stunting masih menjadi permasalahan bagi sebagian besar masyarakat, khususnya Desa Labulia.
Dari data posyandu, saat ini angka stunting 12,4 % atau sekitar 146 anak dari total 1176 balita yang ada di desa labulia.
Hal serupa juga dijelaskan oleh pendamping posyandu, Laily bahwa pemerintah dan seluruh kader posyandu berhasil menekan angka stunting dari data sebelumnya kisaran angka 18 persenan.
"Alhamdulillah kita berhasil menekan stunting berkat kerjasama semua pihak, baik dari pemerintahan desa sampai Provinsi," ujarnya kepada media ini pada Kamis (27/6)
Selain itu, pemerintah desa Labulia juga berharap dengan adanya acara Rembuk Stunting, maka angka stunting dua tahun kedepan berkurang signifikan.
"Mudahan stunting di desa kami, dua tahun kedepan bisa menyentuh angka lima persen, syukur-syukur kalau bisa di angka nol persen," harapnya.
Dijelaskan juga oleh Mahjat, bahwa acara rembuk stunting sebagai standar formulasi pengusulan RKPDes tahun 2025. Hal itu guna mengoptimalkan pelayanan kepada para remaja, pra nikah, anak-anak dan juga kader posyandu seluruhnya.
"Kami juga ke depan akan intens memberikan pelayanan dan pendampingan untuk mencegah stunting sedini mungkin. Dengan sasaran remaja, pra nikah juga ke seluruh masyarakat luas," jelasnya.
Dengan angka stunting yang masih terbilang besar di Desa Labulia, pemerintah desa beserta jajarannya betul-betul serius dalam penanganannya. Baik dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah maupun swasta dalam pelayanan
"Kami akan mengupayakan sekuat tenaga, bahkan bila diperlukan, pihak swasta akan kami gandeng menjadi mitra kerja kami dalam upaya pencegahan stunting, baik dari segi pelayanan. Silahkan saja kalau ada lembaga-lembaga sosial swasta yang fokus menangani gizi, atau stunting ini. Mari bekerja sama untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat," tutupnya. (tao)
Komentar0