*GpA0GUC5TSAoGSM6GUG0BSriTi==*

Meski Obyek Wisata Ditutup, Sesaot Tetap Kondusif

Penutupan obyek wisata Sesaot 


Giri Menang, - Kepala Desa Sesaot Kecamatan Narmada-Lombok Barat, Yuni Hari Seni menyatakan, dalam rangka memutus rantai penyebaran Covid 19 di wilayahnya, salah satu alternatifnya adalah menutup lokasi wisata Sesaot dan sekitarnya. Penutupan obyek wisata Sesaot ini, kata Yuni, sapaan akrabnya, sebagai bentuk loyalitasnya kepada pemerintah daerah dan tim Gugus Tugas Covid-19 Lombok Barat. Tidak hanya wisata Sesaot dan Aiq Nyet yang ditutup, tetapi hampir seluruh tempat wisata ternama lainnya seperti Taman Narmada, Suranadi, Lingsar dan lainnya.

“Ya bagi kami memang ini pukulan sangat berat. Sangat berdampak terutama dari sisi pendapatan dan ekonomi pengelola, pokdarwis serta warga pegiat UKM,” papar Yuni usai menerima kunjungan Bupati Lombok Barat, H.Fauzan Khalid, Ketua TP PKK Lombok Barat, Hj.Khaeratun Fauzan Khalid bersama Tim Gugus Tugas Covid 19 Lombok Barat ke wisata Sesaot, Minggu (31/5/2020).


Ditambahkan Yuni, kendati ditutupnya obyek wisata Sesaot, Aiq Nyet dan sekitarnya, namun tidak berdampak pada kondusivitas keamanan lingkungan (kamling) sekitar. Sejak Covid 19 ini, dampaknya hanya sebatas pada aktivitas pedagang yang merasa kehilangan mata pencaharian. Selain itu, berdampak pula dari pendapatan pengelola wisata. Mereka  merasa pendapatannya benar-benar memprihatinkan karena tidak memiliki aktivitas lain.

“Mengantisipasi semua ini, kami berembuk bersama kadus, jika ada program di desa, kami libatkan teman-teman pengelola wisata ini,” jelas kades perempuan dua periode ini.

Yeni mengaku pernah ada niat untuk mengusulkan mengalokasikan Dana Desa (DD) untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT). Namun kuotanya tidak sesuai dengan jumlah KK (Kepala Keluarga,red) yang ada di Desa Sesaot.

“Persentase hitungan DD nominal jatahnya hanya 227 KK, sementara di Desa Sesaot jumlah KK mencapai lebih dari dua ribuan,” rinci Yuni seraya menyatakan ingin mencatat para pekerja wisata ini untuk mendapatkan BLT, namun masih ada warga lain yang lebih pantas untuk mendapatkan bantuan ini. “Jadi, lebih baik kita arahkan ke BLT dari kabupaten dan provinsi,” sambungnya.


Ditanya dampak dari sisi kamling, Yuni menilai, kondusivitas keamanan cukup terkendali. Terutama dari pergerakan warga pada malam hari. Kondisi ini bisa disikapi dengan melakukan kerja sama antara Babinkamtibmas, Babinsa seta linmas setempat. Mereka melakukan patrol, turun ke masyarakat. Tujuannya untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar mereka tidak khawatir, resah dengan Covid 19 ini.

“Mereka juga diberikan sosialisasi terhadap aktivitas dan pergerakan malam hari, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan,” demikian Yuni.

Ditempat yang sama, Kepala Dinas Perhubungan Lombok Barat, HM.Najib menyatakan, pihaknya hadir di lokasi wisata Sesaot untuk bergabung dengan Tim 1 Gugus Tugas Covid 19 Lombok Barat. Selain bupati, bergabung pula Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, H.Saepul Akhkam, Kasat Pol PP, Bq.Yeni Satriani Ekawati, serta sejumlah pimpina  OPD lain.

“Kami hadir bersama bupati dan tim covid 19 Lombok Barat untuk melihat langsung aktivitas warga di sekitar lokasi wisata. Warga cukup sadar, tadi di Taman Narmada dan di sini (Sesaot, red) tidak ada aktivitas kunjungan wisata oleh warga lokal maupun pendatang dari luar,” kata mantan Kalak BPBD Lombok Barat ini.

Komentar0

Type above and press Enter to search.

PT. GLOBAL SWARA RAKYAT