seputarlombok.com - Bupati Lombok Barat (Lobar), H Fauzan Khalid, S. Ag., M. Si, melakukan presentasi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (18/2/2020).
Presentasi dilakukan atas undangan UMY pada acara yg bertajuk 'Government Gathering on Good and Green Governance' dengan tag line "Better Government for Better Environment" bertempat di Sportorium UMY.
Dalam acara yg mengundang sejumlah Kepala Daerah ini, Bupati Fauzan mengangkat judul 'Pelaksanaan Good Governance Pada Era Disrupsi di Kabupaten Lombok Barat'.
Dipaparkan bupati, teori tentang good governance sudah banyak diketahui dan bisa dibaca, namun prakteknya tidak semudah teori. Salah satu hambatannya adalah terkait sistem politik dan budaya masyarakat. Perkembangan teknologi informasi saat ini, ujar bupati, tidak paralel dengan sikap dan budaya masayarakat yaitu tidak banyak masyarakat di daerah yang mampu memanfaatkan teknologi informasi tersebut.
Selain itu, persoalan lainnya, kata bupati, masyarakat cenderung melihat kesuksesan dari sisi fisik dan infratsruktur saja. Dicontohkan, Lombok Barat berhasil menurunkan angka stunting dari sekitar 38% tahun 2014 menjadi sekitar 23% pada Februari 2020 ini, jauh di bawah rata-rata nasional sekitar 28%. Keberhasilan ini telah mendapat penghargaan nasional dan internasional.
Namun demikian sulit dianggap kesuksesan oleh masayarakat. Demikian juga dengan Lombok Barat yang enam kali berturut-turut mendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), juga SAKIP yang meraih level B dan Gini Ratio Lombok Barat pada posisi yang bagus yaitu 0,285. Semua ini, kata bupati, belum banyak dilihat sebagai keberhasilan.
Era disrupsi merupakan era digital yang telah mendisrupsi cara-cara tradisional. Kondisi ini, merupakan pengaruh dari Revolusi Industri 4.0 yang serba internet (Internet of Things) yg pada umumnya memberikan kemudahan bagi manusia. Dalam hal penggunaan sistem digital, dipaparkan bupati, musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) di desa sudah masuk ke sistem sehingga masyarakat bisa mengontrol apakah usulan dari bawah sudah masuk atau tidak.
Selain itu, , Lombok Barat saat ini memiliki 50 aplikasi dengan 10 di antaranya merupakan aplikasi untuk mempercepat pelayanan publik. Sebagai contoh siPECATU atau Sistem Pelayanan Cepat untuk Mengadu) merupakan aplikasi penerimaan aduan masyarakat. Ada juga Jendela Lombok Barat, e-pustu, e-puskesmas, PBB online, TPID online, e-planning, e-budgetting, dan lain-lain.
Selain kondisi yg dipermudah oleh aplikasi -aplikasi tersebut, Lombok Barat pun menghadapi sejumlah tantangan itu antara lain sumber daya aparatur yg melek IT jumlahnya terbatas, kondisi wilayah Lombok Barat yg masih terdapat blank spots, keterbatasan anggaran untuk membuat aplikasi, dan aspek sosial budaya yaitu pendidikan masyarakat yg masih rendah.
Oleh karena itu, tegas bupati, konsep clean dan green government membutuhkan Ketersediaan SDM yang handal IT untuk mengelola sistem clean government. SDM ini, sebutnya, belum banyak dimiliki oleh Lombok Barat.
Lombok Barat menargetkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 2019-2024, untuk menerapkan Smart City. Hal ini dilakukan dengan mulai memberikan pelayanan online menggunakan berbagai aplikasi. Selain penyebaran informasi melalui Facebook, Instagram, dan Tweeter, dan aplikasi-aplikasi yg ada juga mempermudah pelayanan kepada masyarakat.
Acara ini dibuka oleh Rektor UMY, Dr Ir Gunawan Budiyanto dan dihadiri sejumlah civitas akademika UMY dan tidak kurang dari dua ribu mahasiswa dan undangan lainnya.
Selain Bupati Fauzan, sejumlah kepala daerah juga melakukan pemaparan. Di antaranya, Bupati Bantul, Drs H Suharsono, Wakil Bupati Kab Gunung Kidul, Drs H Immawan Wahyudi, Bupati Kulonprogo, Drs H Sutedjo, Bupati Kab Berau, H Muharram, Bapppeda Kab Empat Lawang dan Bappeda Kota Sabang.
Pada kesempatan ini juga dilakukan penandatanganan MoU antara Kabupaten Lombok Barat dan UMY terkait dengan kerjasama di bidang pendidikan dan penelitian.(rd)
Komentar0