Seputarlombok.com | Muara selalu menjadi destinasi terakhir sampah. Muara Pantai Taman Loang Baloq juga demikian.
Oleh sebab itu, daerah pesisir sebagai pilot project peluncuran gerakan Pilah Sampah dari Rumah oleh Wakil Gubernur, Hj Sitti Rohmi Djalillah (20/12) agar masyarakat memahami dampak membuang sampah sembarangan yang ujungnya mengotori laut dan pantai. Terlebih saat ini, sepanjang garis pantai Selatan kota Mataram ini sedang berbenah sebagai destinasi wisata seperti di Pantai Penyu, Dusun Mapak atau Pantai Gading yang lebih dulu dikenal.
"Selain launching gerakan Pilah Sampah dari Rumah kami juga menggelar Beach Clean Up Day di Pantai Loang Baloq dan sekitarnya yang diikuti masyarakat, swasta dan lembaga pendidikan di kecamatan Sekarbela", ujar Camat Sekarbela, Cahya Samudra.
Beberapa diantaranya seperti Akbid Bhakti Kencana Tanjung Karang, Ponpes Al Intisor Bendega, SMP 17 Mataram, STIPAR, Hotel Vaganza, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Unram dan lainnya.
Kelurahan Kekalik Indah, Kecamatan Sekarbela sendiri sebagai pilot project gerakan zoilah Sampah dari Rumah mendapatkan empat buah komposter atau alat pengolah sampah organik menjadi kompos atau pupuk alami.
"Residu (sampah yang tidak dapat terurai) yang banyak menumpuk di muara sungai di pesisir inilah yang kita coba bersihkan dan mulai mengajak warga untuk memilah sampah sejak dari rumah dan tidak membuang sembarangan atau dikumpulkan di bank sampah untuk didaur ulang", tambah Cahya.
Ia mendukung penuh gerakan Pilah Sampah dari Rumah untuk program unggulan Zero Waste dan NTB Bebas Sampah 2024.
Dalam waktu hanya beberapa jam, hasil bersih bersih pantai terkumpul sebanyak 500 kilogram sampah residu dimulai sari daerah aliran sungai Kali Unus hingga muara Pantai Loang Baloq dan sekitarnya. Pengumpul sampah terbanyak adalah tim Dinas Kesehatan kota Mataram dengan 180 kilogram sampah.
Salah seorang partisipan dari SMU 2 Mataram, Ayu Nurani, mengaku mendapatkan 12 kilogram sampah residu hanya dalam waktu setengah jam saja di area pantai Loang Baloq bersama tiga orang temannya.
Wakil Gubernur dalam sambutannya mengatakan, kampanye yang masif tentang pentingnya memilah sampah ini sangat dibutuhkan untuk keberlanjutan gerakan. Target rumah tangga sebagai penghasil sampah terbesar merupakan tanggung jawab pemerintah kabupaten/ kota merubah perilaku warganya sebagai mitra pemerintah provinsi.
"Tidak mungkin bisa bergerak sendiri wujudkan NTB bebas sampah, harus ada sinergitas dengan Kabupaten/Kota, sejauh ini sampah rumah tangga menyumbang 80 persen sampah. Kota Mataram saja menghasilkan 300 ton perhari. Kalau sudah kampanye masif dilakukan baru kemudian mengaturnya dengan regulasi dan sistem yang menjadi tanggungjawab pemerintah provinsi", ucap Umi Rohmi.
Komentar0