Mataram, Globallombok.co.id - Sebuah foto beredar memperlihatkan pendiri organisasi keagamaan Nahdlatul Wathan atau NW, Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, tengah menggendong bayi.
Foto bayi yang digendong Maulana Syaikh diklaim adalah Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB). Namun, hal itu dibantah tegas NW versi Anjani.
Tokoh NW versi Pancor, TGH Yusuf Makmun menyebut, foto bayi yang digendong pahlawan nasional Maulana Syaikh adalah TGB.
Foto bersejarah tersebut, diambil 47 tahun lalu, sehingga tidak banyak yang mengetahui secara detail peristiwa pada foto tersebut. Namun, para tokoh NW Anjani tegas mengatakan foto bayi itu bukanlah TGB.
TGH Lalu Anas Hasyri, yang juga menjadi saksi foto tersebut diambil mengaku dirinya ada pada barisan orang pada foto tersebut.
Dia mengatakan, bayi pada foto bukan TGB, namun TGH Lalu Gede Wiresakti, seorang tokoh NW Anjani.
"Insya Allah, saya ada di sana waktu itu, insya Allah saya yakin bahwa yang digendong itu TGH Lalu Gede Wiresakti," kata TGH Lalu, Anas Hasyri pada Selasa 29 Oktober 2019.
Ajudan terakhir Maulana Syaikh, Sulhi Akbar juga membantah bahwa foto bayi tersebut adalah TGB. Dia mengatakan, mengetahui peristiwa-peristiwa saat itu termasuk foto bersejarah itu.
"Sejarah merupakan pilar penting sebagai warisan kebenaran untuk generasi mendatang, tentunya hal ini harus disampaikan secara benar, supaya tidak tumpang tindih, saya masih ingat betul ketika itu ketika masih bersama (Maulana Syaikh)," ujarnya.
"Beliau (Maulana Syaikh) sering menerangkan saya tentang perjuangan dan peristiwa Nahdlatul Wathan, termasuk foto yang ada di wasiat itu. Beliau ceritakan saya waktu itu, beliau tiba-tiba nunjukin foto itu dan mengatakan bahwa yang digendong itu adalah TGH Lalu Gede M. Ali Wiresakti," katanya.
Polemik muncul saat salah satu media lokal setempat memuat pernyataan tokoh NW Pancor yang mengklaim foto bayi adalah TGB. Menurut Sulhi, jika masalah ini didiamkan, akan mengaburkan fakta sejarah yang sebenarnya.
"Ini kita meluruskan sejarah saja, tidak ada hal lain, kita harus sampaikan yang benar, karena itu yang kita diajarkan oleh Ninik Tuan Guru. Cuma foto itu yang ada di dalam wasiat yang beliau berfoto sama cucunya, oleh sebab itulah foto itu dianggap sakral," tegasnya. (GL02)
Komentar0